Mengenal Kitab Ratapan

2025-02-18 09:33:02 | Diperbaharui: 2025-02-18 09:33:02
Mengenal Kitab Ratapan
Kanal YouTube Opa Jappy Official 

Pengantar Kitab Ratapan 

Kitab Ratapan berisi ratapan dan kesedihan atas kehancuran Yerusalem. Terdiri dari lima puisi yang menggambarkan penderitaan dan kepedihan umat Tuhan akibat dosa dan hukuman yang mereka terima.

Ratapan, Yunani, Θρῆνοι Ἰερεμίου,Thrênoi Ieremíou, atau Ratapan Yeremia. Ibrani, אֵיכָה, eikhah, אֵיךְ, eikh, אֵיכָכָ֤ה, eikhakhah; harfiah, mengapa, dengan cara apa atau betapa

Ratapan atau "tangisan atau menangis berirama," suatu kebiasaan umum pada masyarakat Timur Tengah (sejak masa lalu hingga kini).

Kitab Ratapan atau Nudub Yeremia dihubungkan dan dipercaya bersumber dari Yeremia. Ia, Sang Peratap, meratap sesuai nada dan irama yang telah ada (kebiasaan dan populer) di masyarakat. Misalnya, syair yang biasanya digunakan pada ibadah, doa, puasa, dan sementara berkabung.

Namun, Yeremia mengisi dengan kata-kata (bentuk puisi) tentang kesudahan Yehuda oleh Babel tahun 586/7 SM; serta kekalahan, keruntuhan, kejatuhan Yerusalem, pada masa itu, kota kebanggaan Umat.

Kehancuran Yerusalem oleh bangsa Babel pada tahun 586/7 SM merupakan pukulan berat pada Umat, karena Yerusalem adalah kota suci mereka dan Bait Allah adalah pusat ibadah mereka.

Ratapan mengungkapkan perasaan kehilangan, kepedihan, dan penyesalan umat Tuhan. Yeremia juga termasuk umat yang ditawan dan dibuang ke Babel. Di sana, atau Pembuangan, ia menulis isi ratapan (ketika masih di Yerusalem), dan menambah (copas dan hubungkan) dengan puisi dari nyanyian (ketika di Babel) atau sumber-sumber setempat.

Bahkan, ungkapan hiburan,  harapan, dan pemulihan, jika umat bertobat serta berbalik ke hadapan Tuhan.

Kitab Ratapan adalah ungkapan yang kuat dari kesedihan, penyesalan, dan harapan. Kitab ini mengingatkan tetang akibat dosa dan pentingnya pertobatan.

Namun, di atas segalanya, kasih setia Tuhan yang tak berkesudahan dan harapan akan pemulihan bagi mereka yang taat pada-Nya.

Karena, ada pesan Tuhan bahwa, "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Pasal 3 ayat 22-23)

Puisi-puisi pada Kitab Ratapan menggunakan bahasa yang puitis dan penuh metafora untuk mengungkapkan perasaan yang mendalam.

Puisi 1. Menggambarkan kehancuran Yerusalem dan penderitaan penduduknya.

Puisi 2. Meratapi murka Tuhan yang menyebabkan kehancuran Yerusalem.

Puisi 3. Mengakui dosa-dosa umat Tuhan yang menyebabkan hukuman.

Puisi 4. Menggambarkan kondisi yang memprihatinkan dari orang-orang yang selamat.

Puisi 5. Memohon belas kasihan Tuhan dan pemulihan bangsa Israel.

Opa Jappy

Karena, ada pesan Tuhan bahwa, "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Pasal 3 ayat 22-23

https://youtube.com/shorts/7N2ee9HeOvY?si=WBR9x9RtbsZ9YyBu

 

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
1 Orang menyukai Artikel Ini
avatar