Aula IBM Kampus 2 mendadak Menulis! Kegiatan yang dikemas santai bertajuk TINTA AISYIYAH 2025 (Training INspiratif Tulis Artikel) ini menghadirkan suasana belajar yang hangat, penuh ide, dan tentu saja—penuh cerita. Sekitar 20 peserta hadir, mulai dari kader muda hingga para senior Aisyiyah yang tetap bersemangat menimba ilmu menulis. Meski digelar sederhana, sesi pertama ini terasa istimewa. Para peserta diajak menulis kisah nyata seputar kiprah dakwah, kegiatan sosial, dan refleksi pribadi dalam organisasi. “Menulis itu bagian dari dakwah bil qalam,” ujar fasilitator sambil mengingatkan bahwa tulisan kader adalah arsip perjuangan.
Salah satu momen menarik datang dari Ifa, peserta muda yang diwawancarai oleh Bunda Nur Fadhliyah, bercerita tentang pengabdiannya sebagai kader muda Muhammadiyah yang kini menebar ilmu di Kota Patriot.
Ifa adalah lulusan PUTM (Pusat Ulama Tarjih Muhammadiyah) di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia ditugaskan sebagai Tholabah PUTM untuk mengajar di Sekolah Muhammadiyah ASA Rawalumbu Bekasi. Di sana, ia mengajar Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Bahasa Arab Dasar untuk siswa-siswi tingkat dasar.
“Saya baru satu tahun aktif di Aisyiyah Cabang Rawalumbu,” ujarnya, “tapi saya merasa sudah seperti keluarga sendiri. Di sini semangatnya luar biasa.”
Ifa menuturkan, masyarakat Bekasi masih banyak yang belum mengenal Muhammadiyah secara dekat. Ia berharap kiprahnya di lapangan bisa ikut mengenalkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan.
“Dari segi keagamaan, masih banyak hal yang perlu diluruskan agar sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Saya ingin Aisyiyah hadir dengan pendekatan yang lembut tapi menggerakkan,” tambahnya.
Perempuan berusia 23 tahun ini juga berbagi harapan pribadinya yang membuat suasana wawancara makin hangat:
“Saya ingin punya suami yang bukan cuma sholeh, tapi juga mau berjuang di Muhammadiyah dan mendukung saya aktif di Aisyiyah,” katanya sambil tertawa kecil.
Bagi Ifa, menulis adalah cara lain untuk berdakwah. Ia ingin mencatat setiap langkah pengabdian—baik di kelas, di pengajian, maupun di masyarakat. “Tulisan bisa jadi amal jariyah kalau niatnya benar,” ujarnya menutup percakapan. Secara nasional, literasi menulis berbasis Al-Qur’an hanya sekitar 52,88% — jadi inisiatif menulis kader Aisyiyah seperti ini memiliki makna strategis.
Sesi perdana TINTA AISYIYAH 2025 ini menjadi catatan awal KIPRAH PENGABDIAN KADER PUTM di Kota Bekasi—sebuah langkah kecil namun berarti dalam membangun budaya literasi dakwah perempuan.