Hi, Koteker dan Kompasianer, apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia sudah menggelar Kotekatalk-254 yang membahas tema "Serunya Sekolah Lagi di Jerman dan Jadi Guru." Narasumber Gana Stegmann memberikan informasi dan inspirasi bagi kaum muda yang berkeinginan untuk kabur aja dulu ke Jerman, dengan program Ausbildung. Rupanya banyak sekali lowongan di sana, asal fasih bahasa Jerman. Itupun harus dibuktikan hitam di atas putih dengan sertifikat minimal B2 dari TELC atau Goethe Institut.
Tapi sebelumnya, narasumber menceritakan pengalaman pendidikan dan pekerjaan selama di Indonesia. Ternyata tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, menjadi guru. Ia punya trik, yakni melengkapi pendidikan tinggi S2 di Indonesia dengan program Ausbildung zur Erzieherin untuk menjadi guru TK. Meskipun sebenarnya lulusan tidak hanya boleh bekerja di TK tapi juga di SD sebagai tim BK atau di lembaga anak muda yang memerlukan rehabilitasi.
Setelahnya, ternyata tidak serta merta boleh mengajar di sekolah umum. Namun rejeki tak lari ke mana. Setelah dua tahun bekerja sebagai tim BK di sebuah sekolah menengah, ia mendaftar di 12 sekolah di sekitar rumahnya. Ternyata tidak ada yang menerima. Salah satu kepala sekolah mengatakan bahwa ia harus menghubungi depdikbud untuk menjadi guru. Wewenang perekrutan guru bukan milik sekolah tapi pusat.
Akhirnya, narasumber mengirim surat lamaran melalui email. Sambutan baik dari pengawas depdikbud setempat disampaikan melalui telepon. Akhirnya, per April 2025, ia boleh mengajar secara resmi.
Dijelaskan bahwa menjadi guru di Jerman itu ada 3 cara:
Cara pertama adalah dengan pendidikan tinggi keguruan atau di Jerman disebut Lehramt. Setelahnya, menempuh Referendariat, masa magang 1-2 tahun di sekolah yang ditunjuk depdikbud. Ketiga, dengan program Quereinsteiger. Program terakhir sedang digalakkan berkenaan dengan kondisi kekurangan guru di Jerman. Program itu boleh diikuti oleh semua orang yang tidak pernah menempuh pendidikan keguruan atau setara. Banyak juga lulusan keguruan dari seluruh negara yang ikut program ini karena ternyat tidak begitu saja diakui di Jerman. Prosesnya selain lama juga mahal. Satu ijazah 208 euro belum termasuk penerjemahan ke bahasa Jerman.
Kalian yang tertarik program Ausbildung, yang kalau di Jerman disamakan dengan SMK/SMEA tapi ternyata bagi kita Indonesia sudah seperti akademi. Programnya banyak, tidak hanya keguruan atau Erzieherin di jurusan pendidikan sosial tapi juga teknik, perhotelan, keperawatan, media dan lainnya. Syaratnya adalah sertifikat bahasa Jerman B2, pengalaman magang di area yang dipilih, tempat magang selama 3 tahun untuk menunjang peserta Ausbildung (tahun pertama 1100 euro, tahun kedua 1200 euro, tahun ketiga 1400 euro), SKKB Jerman, training P3K, kursus dinkes, terjemahan ijazah dari negara asal ke dalam bahasa Jerman dan surat keterangan diterima di sekolah tempat menimba ilmu.
Jika sudah diterima bekerja, gaji rata-rata di Jerman setelah lulus Ausbildung adalah minimal 3300 euro brutto. Bisa untuk hidup, menabung dan jalan-jalan.
Dari Jerman, kita kembali ke tanah air. Ada Ikhwanul Farissa S.Si adalah pria kelahiran Kuala Bubon, Aceh Barat tahun 1985. Pendidikan tinggi ditempuh di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Sebagai ASN IT support, Farissa gemar jalan-jalan. Itulah sebabnya, ia hendak berbagi pengalaman seru menikmati liburan natal dan tahun baru di sana.
Berapa lama perjalanan dari Aceh ke pulau Weh? Berapa bea yang harus dikeluarkan untuk berlibur di sana selama seminggu? Apa yang harus dipersiapkan sebelum berangkat ke sana? Tempat mana saja yang direkomendasikan untuk dikunjungi? Kuliner apa yang bisa dijajal di sana? Apa beda Aceh dengan pulau ini? Mengapa pulau tersebut banyak diperbincangkan turis asing? Bagaimana dengan acara malam natal dan tahun baru di sana? Apakah pulau ini aman dari bencana alam dan pada malam hari?
Untuk tahu jawabannya, mari simak dalam obrolan Kotekatalk-255 pada:
- Hari/Tanggal: Sabtu, 22 November 2025
- Pukul: 16.00 WIB atau 10.00 CET Berlin
- Link: DI SINI
"Ke Bogor jangan lupa mampir ke istana. Di Bogor ada bunga Raflesia. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita bangkitkan pariwisata Indonesia" (Menparekraf RI Sandiaga Uno dalam Kotekatalk-83, 2 April 2022).
Jumpa Sabtu sore.
Salam Koteka. (Gana Stegmann)