Warga Cor Jalan, Alam Balas dengan Genangan

2025-10-26 11:11:54 | Diperbaharui: 2025-10-26 11:20:58
Warga Cor Jalan, Alam Balas dengan Genangan
Proses pengerjaan

Masalah klasik di banyak perkampungan Bekasi muncul lagi: drainase ketinggalan dari pembangunan jalan.
Permukaan jalan yang kini lebih tinggi dari halaman rumah membuat air hujan susah mengalir ke selokan. Saluran air di pinggir gang pun tak disentuh, bahkan sebagian tertutup coran baru.
Akibatnya, saat hujan turun, air justru balik arah — ke rumah warga.

Banyak warga sadar bahwa proyek jalan memang penting, tapi yang lebih mendesak sebenarnya pengendalian banjir dan penyerapan air.
Di Bekasi, hampir setiap musim hujan, genangan jadi rutinitas. Padahal air hujan itu bisa dikelola — bukan sekadar dibiarkan menggenang.


Sedikit Data Biar Nggak Asal Ngomong 

  • Pemerintah Kabupaten Bekasi tahun 2025 menargetkan 265 titik perbaikan jalan lingkungan, tapi hanya 71 titik drainase yang ikut diperbaiki.

  • Setiap tahun, Bekasi menerima curah hujan tinggi dengan rata-rata 18–32 juta m³ air hujan per kecamatan.

  • Program normalisasi saluran dan sumur resapan memang sudah ada, tapi baru sebagian kecil terealisasi di gang-gang kecil padat penduduk seperti Rawa Pasung.

Artinya: anggaran lebih banyak lari ke beton, bukan ke air.


Kalau Boleh Usul: Beton Boleh, Tapi Air Jangan Dilupakan 

Daripada dana pembangunan habis buat mengecor jalan yang “nggak bisa dilewati mobil”, kenapa tidak dialihkan sebagian untuk program pengendalian banjir dan panen air hujan?

Beberapa ide santuy tapi masuk akal:

  1. Sumur Resapan Mini per RT
    Setiap gang bisa punya satu sumur resapan sederhana berdiameter 80 cm, kedalaman 3–4 m. Air hujan dari jalan bisa langsung meresap ke tanah, bukan ke ruang tamu warga.

  2. Sistem Panen Air Hujan (Rain Harvesting)
    Atap rumah bisa jadi “wadah air gratis”. Pasang talang menuju drum atau tandon — airnya bisa dipakai nyiram tanaman, cuci motor, bahkan cadangan darurat.

  3. Drainase Berbagi Fungsi
    Alih-alih coran penuh, bikin jalan cor setengah terbuka dengan jalur air di sisi kanan-kirinya. Bentuknya bisa estetik dan tetap kuat.

  4. Koordinasi Dinas & Warga
    Saat mau ngecor, sertakan perwakilan warga untuk cek ketinggian jalan dan arah aliran air. Jangan nunggu banjir dulu baru heboh.

  5. Dana Gotong Royong Lingkungan
    Kadang pemerintah nggak sanggup tangani semua titik. RT bisa bikin program swadaya kecil: satu drum biopori per rumah, misalnya.

Genangan

Coran Boleh, Tapi Air Harus Bisa Jalan

Warga RT 02 Rawa Pasung tetap bersyukur — jalan kini lebih enak dilalui, tak becek seperti dulu. Tapi genangan semata kaki jadi pengingat bahwa infrastruktur terbaik bukan yang paling keras, tapi yang paling bisa menyesuaikan diri dengan alam.

Air hujan seharusnya bukan musuh, tapi teman. Kalau bisa ditampung, diserap, atau dipanen, maka jalan yang dicor itu bukan cuma sekadar beton — tapi bagian dari sistem lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

Di gang-gang sempit inilah, masa depan tata kota Bekasi sedang diuji.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar