Dokumentasi Rabu Bertemu #1 Daring: Pangan-Pangan Masa Kini

2025-01-30 06:55:16 | Diperbaharui: 2025-01-30 06:56:45
Dokumentasi Rabu Bertemu #1 Daring: Pangan-Pangan Masa Kini

 

Halo, Kerabat ! 

Kemarin, Rabu 29 Januari 2025 pkl.16.00 - 16.40 WIB telah dilaksanakan : Rabu Bertemu Daring #1 : Pangan-Pangan Masa Kini, terima kasih yang sudah mendaftar dan hadir dan tepat waktu, kami memulai pkl. 16.00 dan selesai pkl 16.35 dan 5 menit terakhir digunakan untuk sapa kerabat yang menyempatkan hadir. 

Tanggapan Kerabat 

Kerabat jika ingin melihat, membaca dan mengunduh materinya silakan klik tautan berikut : 

Materi Rabu Bertemu #1 - Pangan-Pangan Masa Kini 

Dan ini adalah ringkasan per materinya : 

Slide 1 hanya menginformasikan host hari ini adalah admin Kerabat Antropolog Pangan yaitu Kompasianer Repa Kustipia , dan jika kerabat ingin berinteraksi atau kontak kami bisa melalui email saja ya : hellocsifa@gmail.com untuk memudahkannya. 

Slide 2 : Hanya perkenalan singkat Host, perkenalannya biasanya kan kalau acara formal itu mengenalkan pekerjaan, afiliasi, hingga hal-hal administratif yang menjelaskan seseorang siapa, namun karena ini perkumpulan pemikir antropologis pangan inklusif yang berbudaya maka, prolog perkenalan diubah menjadi, asal-usul etnis dan domisi asal, dan langsung menjelaskan makanan pokok, pangan lokal daerahnya, dengan menu andalan yang banyak dicicipi selama bulan Januari 2025 ini. Apa makanan pokok, pangan lokal dan masakan andalan kerabat ? Tulis saja di komentar ya. 

 

Slide 3 : Membahas saluran informasi bisa dilihat darimana saja ? tentu artikel-artikel dan acara daring dan non-daring bisa dilihat di temu kompasiana, artikel-artikel dan acara kami tentu saja akan selalu hadir hari rabu, dan dokumentasi narasi acara hari rabu akan terposting satu hari setelahnya (Kamis). 

Ini tautannya : 

temu.kompasiana.com/kerabatantropologpangan 

Untuk podcast/audionya jika kerabat tidak sempat membaca artikelnya bisa mendengarkan di Youtube : 

Center for Study Indonesian Food Anthropology 

Slide 4 : Rabu Bertemu#1 - Jabat Kerabat Antropolog Pangan, selengkapnya baca disini. , intinya jabat kerabat itu adalah suatu interaksi sosial (sekarang sudah nyata dan maya) hal ini akan mendukung modal sosial untuk gotong royong misalnya dimulai dari kebutuhan dasar/primer dulu seperti sektor pangan, sederhananya masihkah kerabat saling berbagi makanan/masakan dengan tetangga kerabat saat ini ? berbagi makanan dengan teman kost ? jika hal ini sudah luntur akan sulit kembali membina gotong royong yang lebih besar, karena hal ini timbul dari rasa persaudaraan, empati sosial, dan mengakrabkan diri sebagai makhluk sosial. 

Sekilas tentang Kerabat Antropolog Pangan ini memang dibuat pada tanggal 20 Oktober 2024 biar sekalian merayakan Hari Sumpah Pemuda, sederhana sekali maknanya bahwa Indonesia terbentuk dari pemuda-pemudi yang berilmu, berakhlak, penuh semangat, adil, bijaksana, dan amanah. 

Slide 5 : Rabu Bertemu #2 Ketika Publik Berpikir dan Bertindak Antropologis, artikel lengkapnya baca disini, Hal ini tentu landasannya dari Relativitas Budaya, kerabat disini yang antusiasme bergabung tentunya punya latar belakang yang berbeda-beda dan tidak bisa dipaksakan untuk selalu sama, perbedaan ini kalau selalu diributkan artinya belum sangat terbuka pada hal-hal lain. Selebihnya membahas publik yang kritis identik dengan orang-orang yang mampu berpikir, dan inilah ciri-ciri masyarakat berkembang yang sudah siap menciptakan kemajuan peradaban, jadi kerabat terima kasih ya sebagai publik sudah pernah kritis, hal ini juga yang nantinya suatu masyarakat/personal bisa menguasai bertindak solutif secara holistik (tidak memandang dari satu perspektif) dan jika ini sudah menjadi kebiasaan maka sudah tertanam empati budaya, dalam sektor pangan empati budaya akan membantu migrasi pangan (misalnya para perantau dari Padang ketika tinggal di Jakarta, sudah mulai mudah menemukan masakan padang bahkan hal ini dijadikan sumber mata pencaharian, begitu pula dengan etnis lainnya jika merantau). 

Slide 6 : Rabu Bertemu #3 - Kondisi Pangan & Mengapa Antropologi Pangan di Indonesia Tidak Populer , artikel selengkapnya baca disini, kilas balik sebelum wacana PPN 12% keadaan dari survei kecil-kecilan kondisi pangan yang kami dapatkan dari 67 jawaban responden/informan dari beberapa tempat akses pangan. Mengapa antropologi pangan di Indonesia tidak populer karena ada batasan koridor akademis yang tidak pernah selesai, hari ini ketika melihat antusiasme kerabat, hal ini bisa dipopulerkan secara bertahap dan lebih intens, karena kekuatan sebenarnya adalah partisipatif - kolektif dan mengimplementasikan relativitas budaya. Ketika kerabat ingin mendiskusikan antropologi pangan di tempat kerabat dengan tema masakan nenek buyut, lakukan saja kerabat, tidak perlu menunggu kerabat harus kuliah antropologi dulu, bekerja sebagai antropolog dulu (memangnya pekerjaannya banyak dalam ketersediaan untuk semua latar belakang ?). Jadi, silakan mulai saja. 

Slide 7 : Rabu Bertemu #4 - Merilik Roadmap Urgensi Sistem Pangan, artikel selengkapnya baca disini, kami menginisiasi dan mengajukan ke tingkat global untuk indigenous perspective untuk transformasi sistem pangan, tautan dokumennya baca disini  : bit.ly/csifaendorserUNFCCC, dan jadilah bagian dari fondasi transformasinya bahwa semua kebijakan dan negara harus mampu menghormati hak-hak masyarakat adat. Apakah hal ini sudah terwujud di Indonesia ? Bagaimana kabar mereka dan lahan leluhurnya yang subur akan keberagaman pangan ? 

Slide 8 : Rabu Bertemu #5 - Publik Mulai Menagih Aksi Nyata Keberlanjutan Pangan Masa Depan 2030 , artikel selengkapnya bisa dibaca disini, sesekali kerabat bacalah apa yang akan diproyeksikan/direncanakan oleh negara ini dari sektor pangan, dokumennya bisa dibaca disini (sumber : Bappenas). 

Slide 9 : Rabu Bertemu #7 - Analisis Wacana Antropologi Pangan Pada Asta Cita Prabowo Gibran , artikel lengkapnya baca disini, kerabat sudah pernah membacanya ? sila baca kembali jika sempat bisa dibaca disini. Jika sudah membacanya sekilas, silakan rethinking (berpikir ulang) untuk merenungkan dan membuat strategi keberlanjutan hidup masing-masing, karena harus waspada juga dalam semua sektor, yang paling berhubungan dengan sektor pangan adalah : krisis pangan dan kerawanan pangan, hal lain ya masyarakat juga perlu mempertanyakan sudah sampai mana food estate ini ? Impor pangan juga yang terbaru ada impor singkong yang mematikan harga singkong lokal (singkong disini kan sudah murah dan berlimpah, haruskah impor singkong ?) beritanya baca disini. Pun dengan bantuan pangan non-tunai targetnya siapa lagi ? kerabat sudah pernah dapat ? 

Slide 10 : Rabu Bertemu #7 - Nasib Isi Piring Bangsa, artikel selengkapnya bisa dibaca disini.  Bagaimana isi piringmu hari ini kerabat ? lengkap ? ada karbohidratnya ? vitamin-mineralnya dari sayuran dan buah-buahan ? protein hewani dan nabati juga tidak tertinggal ? apa menu kerabat setiap sarapan, makan siang dan makan malam serta selingannya ? jika pertanyaan ini enggan dijawab dan masih perlu waktu untuk memikirkan perencanaan perbelanjaan bahan pangan, maka, apa yang sedang terjadi ? 

Slide 10 : Rabu Bertemu #8 Mungkinkah Menjadi Paradoks Cita Rasa dan Karsa , artikel selengkapnya bisa dibaca disini, kami melakukan analisis dokumen pada ebook Paradoks Indonesia dan Solusinya yang ditulis oleh Prabowo Subianto (kerabat jika ingin membaca ebooknya sudah akses terbuka pada : prabowosubianto.com) sebelum menjadi Presiden terpilih dan hal ini dilakukan untuk pengujian konsistensi isi pikiran untuk melihat upaya peningkatan kualitas : sandang, pangan dan papan untuk rakyat Indonesia, karena pada bukunya ini ada pelajaran berharga yang perlu menjadi pengingat seperti ini :

Inilah sebabnya, mengapa saya katakan kita harus waspada. Sejarah mengajarkan kepada kita bahwa huru-hara, revolusi dan perang saudara dapat dipicu oleh tujuh (7) hal:


1. Inflasi
2. Harga pangan naik
3. Ledakan penduduk
4. Pengangguran meningkat
5. Disparitas penghasilan
6. Radikalisme ideologi, dan
7. Korupsi.

 

Selanjutnya membahas pangan-pangan masa kini dan inilah tren pangan dan komoditasnya yang sedang laris jika dilihat dari permintaan konsumen global : 

  • Fermentasi presisi, makanan atau minuman fermentasi sedang laku di pasaran, katakanlah itu kombucha (kerabat bisa membaca artikel kompasianer Repa Kustipia yang membahas kombucha berjudul : Preferensi Daya Terima Organoleptik Personal, Biokimia Pangan, dan Gastronomi Kombucha ). Hal ini karena masyarakat global ingin meningkatkan kesehatan pencernaan. 
  • Makanan yang berbasis DNA & Mikrobioma, kerabat sudah nonton film di netflix tentang ksejahteraan usus ? judul filmnya Hack Your Health : The Secrets of Your Gut , film ini mengingatkan bahwa apa yang kita makan menentukan kesehatan tubuh termasuk alat cerna yang menentukan masa depan hidup. 
  • Cultured meat & Cellular Diary dan Protein Alternatif, sudah banyak ditemukan, biasanya daging-daging ini memang dibuat di laboratorium kadang tidak melalui proses penyembelihan. 
  • Makanan & Minuman Adaptogenik (biasanya bersifat herbal, fungsi utamanya meredakan stress dan memberikan relaksasi). Masyarakat global sering menikmati teh jamur reishi terkenal produknya berasal dari Tiongkok dan sudah berekspansi. 
  • Sedangkan komoditas yang sedang banyak dikembangkan untuk produk kreatifnya : Ginseng India, Spirulina, Fonio dan Jamur Reishi, kerabat sudah coba ? 

Nah, kerabat sampai Bertemu Kembali pada Rabu Bertemu Daring Berikutnya ! 

Demikian - Hatur nuhun. 

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
1 Orang menyukai Artikel Ini
avatar