Bumi Cendrawasih tidak hanya dikenal sebagai wilayah dengan kekayaan alam yang melimpah dan bentang budaya yang beragam, tetapi juga melalui julukan-julukan khas yang melekat pada setiap kotanya. Julukan ini tidak lahir tanpa alasan, ada kisah, sejarah, kekayaan alam, hingga karakter masyarakat yang menjadi latar belakangnya.
Setiap kota di Papua memiliki julukannya tersendiri sebagai sebuah nama panggilan yang bukan sekedar label, tetapi identitas kultural yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mulai dari Kota Injil di Manokwari, Kota Emas di Timika, hingga Negeri di Atas Lumpur di Asmat, semuanya menjerminkan identitas dan budaya yang khas dan kebanggaan lokal.
Julukan-julukan ini muncul dari sejarah yang panjang, kekayaan alam dan budaya, kepercayaan masyarakat, dan pengalaman sosial yang membentuk karatkter setiap kota. Julukan adalah cermin dari perjalanan suatu tempat, tentang bagaimana masyarakat memaknai tanahnya, dan bagaimana sebuah kota mengenalkan dirinya kepada dunia.
Melalui julukan, setiap kota mengikat kisahnya menjadi simbol yang mudah dikenali namun kaya akan makna. Julukan-julukan kota ini memiliki nilai filosofis yang mendalam. Julukan ini membuat ingatan kolektif, harapan masa depan, serta kebanggaan yang menyatukan masyarakat lokal. Sebagian lahir dari sejarah keagamaan, perdagangan rempah, tradisi leluhur, hingga kekayaan sumber daya alam.
Julukan inilah yang menjadikan setiap kota di Papua sebagai ruang yang hidup dengan jiwa dan cerita, rasa syukur, identitas, perjuangan, dan keunikan yang tak dimiliki kota lain. Bagi masyarakat Papua, setiap julukan memiliki makna praktis dan emosional. Sebagai sarana untuk memperkenalkan diri kepada pelancong, memperkuat ikatan komunitas, bahkan menjadi narasi wisata dan kebudayaan.
Dengan memahami julukan-julukan ini, kita akan mengetahu karakter geografis atau historisnya, melainkan juga mengenali jiwa Papua yang memiliki roh penjaga yang berbicara melalui nama-nama yang begitu kaya, lembut dan penuh waran. Berikut di bawah ini adalah 19 julukan kota di Papua dengan penjelasannya:
1. Manokwari – Kota Injil
Manokwari mendapat julukan Kota Injil karena menjadi pintu masuk agama Kristen di Tanah Papua. Kedatangan dua misionaris Jerman, Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler pada 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam menjadi tonggak sejarah penyebaran Injil dan pendidikan modern di Papua.
2. Sorong – Kota Minyak
Julukan Kota Minyak diberikan karena Sorong merupakan salah satu pusat industri minyak bumi tertua di Indonesia. Pada masa kolonial Belanda, kegiatan eksploitasi minyak pertama dibangun di daerah Klamono, menjadikan Sorong kota industri yang maju lebih awal.
3. Fakfak – Kota Pala
Fakfak dikenal sebagai Kota Pala karena wilayah ini kaya akan pohon pala berkualitas tinggi. Pala Fakfak menjadi salah satu komoditas unggulan sejak zaman perdagangan rempah-rempah, bahkan hingga kini tetap menjadi simbol identitas kota.
4. Teminabuan – Negeri 1001 Sungai
Teminabuan adalah ibu kota Kabupaten Sorong Selatan yang diberi julukan Negeri 1001 Sungai karena wilayah ini dipenuhi aliran sungai besar dan kecil yang membelah hutan dan kampung-kampung. Sungai menjadi rekreasi utama masyarakat setempat.
5. Wondama – Kota Peradaban
Kabupaten Teluk Wondama disebut Kota Peradaban karena perannya sebagai salah satu pusat sejarah penyebaran Injil dan pendidikan di Papua, khususnya melalui jejak batu peradaban yang diletakan oleh Domine I.S.Kijne di bukit Aitumieri pada 25 Oktober 1925.
6. Kaimana – Kota Senja
Kaimana populer dengan julukan Kota Senja berkat panorama matahari terbenamnya yang sangat indah di tepi Teluk Kaimana. Senja Kaimana terkenal secara nasional sejak dipopulerkan dalam sebuah lagu legendaris “Senja di Kaimana”.
7. Nabire – Kota Jeruk
Nabire disebut Kota Jeruk karena sejak lama daerah ini dikenal sebagai penghasil jeruk manis terbaik di wilayah Papua. Jeruk Nabire sering dibawa sebagai buah tangan dan menjadi identitas khas dari kota ini.
8. Timika – Kota Emas
Julukan Kota Emas disematkan kepada Timika karena daerah ini menjadi pusat tambang emas raksasa, yakni Tembagapura dan Grasberg yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia yang menjadi salah satu tambang emas terbesar di dunia.
9. Jayapura – Kota Study
Jayapura disebut Kota Study karena menjadi pusat pendidikan terbesar di Papua. Banyak mahasiswa dari berbagai daerah di Papua datang ke sini untuk menempuh pendidikan di universitas, sekolah kedinasan, dan lembaga pendidikan lainnya. Sebut saja kampus-kampus tertua seperti Universitas Cendrawasih, STFT GKI I.S.Kijne dan lain.
10. Sarmi – Kota Ombak
Sarmi dijuluki Kota Ombak karena pesisirnya memiliki ombak yang besar dan indah, menjadikannya terkenal di kalangan peselancar lokal. Karakter geografis pantainya menjadi daya tarik utama kawasan ini.
11. Serui – Kota Kembang
Serui dikenal sebagai Kota Kembang karena keindahan kotanya yang rapi, bersih, serta dihiasi oleh berbagai bunga tropis. Julukan ini juga menggambarkan keramahan dan semangat masyarakatnya.
12. Waropen – Kota Bakau
Waropen mendapat julukan Kota Bakau karena dikelilingi hutan bakau (mangrove) yang luas dan menjadi habitat penting ekosistem pesisir. Bakau Waropen dikenal sebagai salah satu yang paling unik dan lebat di Papua.
13. Wamena – Kota Kenangan
Wamena disebut Kota Kenangan sebab banyak pendatang dan wisatawan merasa terikat secara emosional setelah tinggal atau berkunjung. Lanskap Lembah Baliem, adat istiadat suku Dani, dan keramahan masyarakatnya meninggalkan kesan mendalam.
14. Dekai – Kota 1001 Jembatan
Dekai adalah ibu kota Kabupaten Yahukimo yang dijuluki Kota 1001 Jembatan karena wilayahnya dipenuhi sungai dan rawa yang menuntut pembangunan banyak jembatan. Jembatan-jembatan ini menghubungkan kampung-kampung serta menjadi ciri topografi dan infrastruktur khas kota ini.
15. Oksibil – Negeri Dalam Awan
Oksibil ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang yang disebut Negeri Dalam Awan karena berada pada ketinggian pegunungan Bintang yang sering diselimuti kabut dan awan. Suasananya sejuk, mistis, dan begitu indah.
16. Asmat – Negeri di Atas Lumpur
Asmat dikenal dengan julukan Negeri di Atas Lumpur karena sebagian besar wilayahnya berupa rawa, lumpur, dan sungai. Namun di balik itu, Asmat menyimpan kekayaan budaya ukir yang telah mendunia.
17. Merauke – Kota Rusa
Merauke disebut Kota Rusa karena populasi rusa Timor yang sangat banyak di daerah ini. Selain itu, rusa menjadi ikon daerah serta bagian dari identitas budaya setempat.
18. Mulia – Kota Dingin
Mulia mendapat julukan Kota Dingin karena berada di dataran tinggi Kabupaten Puncak Jaya dengan suhu dingin yang menusuk, terutama pada malam hari. Udaranya segar, pegunungan mengelilingi kota, dan atmosfernya sepi namun menenangkan. Dengan demikian Kota Mulia menjadi kota terdingin di Indonesia.
19. Biak – Kota Karang Panas
Biak dijuluki Kota Karang Panas karena kondisi geografis yang didominasi oleh batu karang serta cuaca yang cenderung panas sepanjang tahun. Pulau Biak berdiri di atas hamparan karang yang tersembunyi di bawah permukaan tanah, sehingga udara panas mudah terperangkap dan mempengarhui iklim lokal.
Julukan-julukan ini tidak hanya nama panggilan, tetapi juga jendela untuk mengenal lebih dalam sejarah, budaya, dan keunikan setiap daerah. Mulai dari pesisir hingga pegunungan, dari rawa hingga lembah, semuanya menunjukkan bahwa identitasnya dibentuk oleh hubungan erat antara manusia dan alam.
Setiap julukan kota di Papua adalah dunia kecil yang unik dan menarik, menyimpan banyak cerita, sejarah, kenangan, keindahan, dan kekhasan yang layak dirawat dan dibanggakan.